Ada banyak jenis tindakan yang dilakukan dokter untuk mengetahui kondisi jantung seseorang. Seperti halnya intervensi elektrofisiologi yang merupakan tindakan mengevaluasi dan merekam aktivitas listrik pada jantung. Umumnya tindakan ini lebih banyak dilakukan pada penderita aritmia. Dan ada beberapa jenis yang perlu anda ketahui, simak ulasannya berikut.
- Ablasi Aritmia
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang membuatnya tidak normal atau tidak teratur. Dan jika pemeriksaan menunjukkan pasien mengalami aritmia, maka Ablasi Aritmia bisa dilakukan. Prosedur ini bermanfaat untuk menormalkan detak jantung yang terlalu cepat, tidak teratur maupun terlalu lambat dengan menggunakan instrumen kecil yang memiliki energi panas.
- Pemasangan Alat Pacu Jantung Permanen
Pemasangan alat pacu jantung secara permanen juga termasuk dalam jenis Intervensi elektrofisiologi. Tindakan medis ini bertujuan untuk pasien yang memiliki denyut lambat. Sehingga pasien akan mudah lelah, pusing hingga kehilangan kesadaran. Pemasangan ini umumnya akan melalui operasi dan dipasang permanen dengan kateter melalui lubang kecil di selangka.
- Terapi Resinkronisasi Jantung
Untuk jenis yang selanjutnya, menjadi solusi yang cocok untuk pasien dengan penyakit jantung tingkat lanjut. Ketika beberapa terapi jantung konvensional tidak lagi efektif. Sehingga akhirnya dilakukanlah pemasangan terapi resinkronisasi jantung yang dirancang agar mampu untuk memperbaiki kontraksi yang terjadi pada bilik jantung.
Namun tetap saja ada beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien. Perlu diketahui, pasien harus waspada ketika medan magnet dan juga peralatan bertegangan di sekitarnya. Hal ini dikarenakan alat ini termasuk cukup sensitif. Biasanya akan diberikan tanda pengenal pada pasien dengan alat satu ini.
Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K) adalah salah satu dokter jantung yang memiliki keahlian di bidang Intervensi kardiologi dan Intervensi elektrofisiologi. Beliau adalah Salah seorang dokter lulusan Jerman dengan pengalaman lebih kurang 25 tahun yang kini turut memperkuat tim dokter spesialis di Heartology.
baca juga : Mengenal intervensi kardiologi